Resensi: Novel Dilan 1990, Dia Adalah Dilanku 1990
![]() |
Resensi: novel Dilan 1990, dia adalah Dilanku 1999 karya Pidi Baiq |
Identitas Novel
Judul: Dilan: Dia Adalah Dilanku Tahun 1990
Penulis: Pidi Baiq
Penerbit: PT. Mizan Pustaka
Tahun Terbit: 2014
Jumlah Halaman: 330.
Novel ini menceritakan kisah cinta remaja SMA bernama Milea dan Dilan yang berlatar di Bandung tahun 1990. Kehidupan mereka diwarnai dengan berbagai momen indah dan penuh kenangan. Milea, gadis pindahan dari Jakarta, yang terbiasa dengan kehidupan modern dan serba teratur, harus beradaptasi dengan lingkungan baru di Bandung yang lebih tradisional dan santai. Di sanalah dia bertemu dengan Dilan, anak SMA yang terkenal nakal dan penuh pesona.
Pertemuan pertama mereka tidaklah mulus. Milea yang mandiri dan berprinsip teguh, awalnya tidak tertarik dengan Dilan yang dianggapnya berandalan dan suka membuat ulah. Dilan, di sisi lain, langsung jatuh cinta pada Milea sejak pandangan pertama dan berusaha menarik perhatiannya dengan berbagai cara yang unik dan romantis. Tingkah laku Dilan yang jenaka dan penuh gombalan seringkali membuat Milea kesal, namun diam-diam dia juga merasa gemas dan terhibur.
Seiring berjalannya waktu, Milea mulai luluh dan terpesona oleh ketulusan dan perhatian Dilan. Mereka sering menghabiskan waktu bersama, berbagi cerita dan tawa, serta menciptakan kenangan indah yang tak terlupakan. Kisah cinta mereka penuh dengan rintangan dan lika-liku, namun mereka selalu berusaha untuk saling memahami dan mendukung satu sama lain.
Novel ini tidak hanya menceritakan tentang kisah cinta yang indah, tetapi juga tentang masa remaja yang penuh dengan petualangan dan persahabatan. Para pembaca diajak untuk bernostalgia kembali ke era 90-an, dengan segala kesederhanaan dan kehangatannya. Novel ini juga sarat dengan nilai-nilai moral dan kehidupan, seperti kejujuran, kesetiaan, dan keberanian untuk mengejar cinta.
Dilan dan Milea telah menjadi ikon cinta remaja yang tak lekang oleh waktu. Kisah mereka menginspirasi banyak orang untuk berani mencintai dan mengejar kebahagiaan mereka. Novel ini wajib dibaca oleh semua orang, terutama bagi mereka yang pernah merasakan indahnya cinta pertama dan ingin kembali mengenang masa muda mereka.
Kelebihan Novel Dilan 1990
Novel ini dikemas dengan bahasa yang lugas, sederhana, dan penuh humor, sehingga mudah dibaca dan dinikmati oleh semua kalangan, termasuk remaja maupun orang dewasa. Pidi Baiq pandai dalam merajut cerita yang menarik dan menyentuh hati, membuat pembaca penasaran dengan kelanjutannya dan tertawa lepas di beberapa bagian.
Gaya penceritaan yang humor dan kasual ini membuat novel terasa nyaman dan menyenangkan untuk dibaca, jauh dari kesan menggurui. Di balik kisah cinta yang romantis dan menghibur, novel ini juga mengandung nilai moral yang positif. Novel ini mengajarkan tentang kesetiaan, kejujuran, keberanian, dan kegigihan dalam meraih cinta.
Novel ini juga menunjukkan pentingnya persahabatan dan kekeluargaan dalam kehidupan. Nilai-nilai moral ini disampaikan dengan cara yang halus dan tidak menggurui, sehingga mudah diterima oleh pembaca.
Kekurangan Novel Dilan 1990
Terdapat percakapan yang familiar di era 90-an, bagi pembaca yang bukan angkatan 90-an akan kesulitan memahaminya.
Posting Komentar untuk "Resensi: Novel Dilan 1990, Dia Adalah Dilanku 1990"